Sabtu, 07 November 2009

MEMPERTAHANKAN BUDAYA INDONESIA


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, kata BUDAYA memiliki banyak arti. Antara lain akal budi, adat sitiadat, dan pikiran. Sedangkan bila digunakan dengan menggunakan imbuhan, Berbudaya berarti memiliki pemikiran yang sudah maju. Membudaya bermakna kebiasaan yang sudah mendarah daging. Membudayakan berarti mengajar agar berbudaya (agar memiliki pemikiran yang maju). Pembudayaan adalah cara memajukan budaya. Dan Kebudayaan memiliki makna Hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Jadi kata budaya itu memiliki banyak sekali artian. Tetapi dalam tulisan ini, penulis mengangkat pengertian KEBUDAYAAN Di SISI KESENIAN sebagai pokok karena pencurian kebudayaan itulah yang baru saja Indonesia alami saat ini. Kebudayaan Indonesia yang terdiri dari Kepercayaan, kesenian dan adat istiadat tidak akan gampang dijaga. Di daerah Aceh sampai dengan daerah Irian Jaya kebudayaan itu bertabur lebih dari 100 jenis. Bagaimana menjaganya sementara setiap orang memiliki konsentrasi yang berbeda-beda tiap-tiap hari. Tetapi itulah perlunya sebuah strategi yang harus ditanamkan oleh setiap warga negara untuk keberlangsungan kebudayaan itu. Setiap warga negara diperlukan peranannya dalam menjaga kebudayaan, tapi bagaimana caranya? Penulis akan menjelaskan hal-hal kecil yang akan dikembangkan menurut variasi masing-masing pembaca. 1. Hargai Kebudayaan. Bila ada seorang memainkan sebuah musik tradisi di dekat kita, apa yang kita lakukan? Bagaimana bila dia memainkan alat musik tradisi itu di tempat umum dan kita berada di situ? Mungkin si pemain musik itu menjadi bahan pembicaraan sekilas bagi kita dan teman-teman yang lain, sehingga menjadi bahan tertawaan (hal tersebut lah beberapa kali diperhatikan oleh penulis sendiri di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis). Bagaimanapun kesenian akan punah jika tidak ada penghargaan. Alangkah baiknya jika kita lebih baik diam daripada mencemooh dan menertawakan orang yang sedang asik berkesenian tradisional. 2. Mencintai untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Mungkin kata-kata cinta tidak akan terlepas dari segala hal agar mendapatkan kemajuan yang lebih baik. Tetapi menurut penulis, mencintai itu bukan berarti hanya dengan basa-basi saja. Contoh yang perlu dilakukan sekarang ini bagi pembaca adalah bagaimana menghargai kebudayaan itu. Di negara kita belakangan ini, hati masyarakat yang lebih mengutamakan kemauan berAmerika-Amerika yang sudah menjadi trend. Bagaimana tidak, bila kita melihat pertunjukan Band di tempat kita masing-masing, kita rela berdesak-desakan. Tetapi, bila ada kesenian daerah di tempat yang sama pasti para penonton nya bisa dihitung dengan mata telanjang. Yah, kalau para penonton merasa tidak tertarik sih itu wajar saja. Dengan kata lain, Tidak Gaul itu juga yang jadi alasan. Tetapi, kewajaran yang saya katakan di atas tidak bisa dibiarkan hanya dengan sebatas kewajaran dan terus menerus dilakukan hingga terbiasa menghindari kebudayaan. Karena antusias yang berkurang juga jadi alasan untuk tidak mencintai budaya. Ingatlah, orang lain tidak akan berani mencuri apa yang kita anggap berharga. Kalau dari segi pengetahuan tentang kebudayaan pun kita sangat lemah, bagaimana kita mempertahankannya? Sebagai contoh, Bila orang lain mencuri kain di jemuran dari belakang rumah kita, sedangkan kita tidak pernah mengangkat kain dari jemuran itu selama satu minggu. Dan di waktu yang akan datang dia memakai kain tersebut dan kita mengatakan itu milik kita dan dia membantah, kita hanya bisa mencibir, memaki, dan menghujat. Dan itu bukan pekerjaan orang yang pintar. Tetapi bila di kain tersebut kita berikan tanda yang spesifik, dan kita mengenal betul bagaimana tandanya, si pencuri tersebut tidak akan bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu, gunakan rasa ingin tahu anda untuk mengenal kebudayaan bangsa kita. Tetapi rasa ingin tau tidak akan ada kalau tidak ada rasa cinta. Strategi itu lah yang bisa kita lakukan di tahap awal agar Kebudayaan kita tetap terjaga. Bila cara-cara tersebut bisa kita tanamkan pada diri kita masing-masing bisa dipastikan, pencurian terhadap kebudayaan bangsa ini pasti tidak ada. Karena cara tersebut menunjukkan kalau kita perduli akan kemajuan kesenian Indonesia. Tetapi, mengapa penulis menggunakan kata strategi dalam judul diatas? Penulis menyimpulkan kalau saat ini Indonesia mengalami peperangan Kebudayaan. Peperangan yang belakangan ini dimenangkan oleh pihak lain karena kita tidak siaga. Peperangan itu meliputi peperangan dengan kebudayaan Asing yang terus-menerus merubah pola pikir masyarakat Indonesia karena mengganggap kebudayaan Asing lebih maju, dan peperangan terhadap Pencurian asset-asset kebudayaan Indonesia. Semakin lama kita pasti semakin terpuruk kalau tidak menggunakan strategi untuk kelestarian Budaya. Sebagai bahan perbandingan, kita bisa melihat kesenian (musik) di negara Eropah dengan kesenian (musik) di Indonesia. Di Eropah, mereka hanya memiliki Mozart dan teman-temannya sebagai pencipta musik klasik yang monoton sebagai musik asli di sana, sedangkan di Indonesia beribu jenis musik aslinya. Dari hal ini tampak betul kalau kita masyarakat Indonesia sekarang ini adalah keturunan dari orang-orang kreatif dan yang pintar. Mengapa kita tidak teruskan kekreatifan kita untuk kelangsungan kebudayaan?

0 komentar: